Ahmad Muzani Pertanyakan Wabah PMK pada Sapi Terjadi Kembali di Indonesia

    Ahmad Muzani Pertanyakan Wabah PMK pada Sapi Terjadi Kembali di Indonesia
    Anggota Komisi II DPR RI Ahmad Muzani

    JAKARTA - Anggota Komisi II DPR RI Ahmad Muzani mempertanyakan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi terjadi kembali ke Indonesia. Menurutnya, wabah yang lazim menyerang hewan ternak ini sebenarnya bukan hal baru. PMK pernah menjangkit ribuan hewan ternak yang ada di Indonesia, khususnya pada era 1960-an dan 1980-an. Oleh karena itu, Muzani meminta pemerintah untuk memberikan perhatian khusus terkait masalah PMK ini.

    Adapun saat ini tercatat ribuan sapi di 13 (tiga belas) provinsi di Indonesia dinyatakan telah terjangkit penyakit PMK. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian pemerintah.  "Penyakit mulut dan kuku ini sudah pernah terjadi di Indonesia dan kita telah berhasil menangani persoalan wabah PMK ini. Mestinya kita sudah paham bagaimana penanganannya, pemeliharaannya, termasuk soal vaksin, " kata Muzani, Jumat (20/5/2022).

    Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI ini mengatakan, para peternak sapi saat ini sedang dalam keresahan karena ancaman wabah PMK ini. Sebab, wabah ini datang di saat publik ingin merayakan Idul Adha dan sapi menjadi hewan kurban yang digemari masyarakat. Tentu ini akan berakibat pada harga jual dan kekhawatiran akan mengonsumsi daging sapi tersebut.

    "Kemunculan penyakit ini juga perlu ditelusuri agar kita bisa tahu apakah ini karena keteledoran dan ketidakwaspadaan kita karena tidak selektif mendatangkan hewan ternak sapi dari luar negeri. Sehingga hewan itu menjangkit ternak kita di dalam negeri, atau ada kemungkinan faktor-faktor lainnya, " ujar Muzani.

    Muzani berharap pemerintah untuk segera mengetahui persoalan ini sebab akan berpengaruh terhadap harga jual sapi menjelang iduladha, munculnya kekhawatiran mengonsumsi daging sapi, serta penurunan ekspor daging dan produk-produk turunannya seperti susu, abon, dan frozen food lainnya karena ada kemungkinan produk kita di-banned negara lain akibat persoalan wabah PMK ini, " imbuh Wakil Ketua MPR itu.

    Menurut Anggota Komisi II DPR RI ini, pemerintah harus segera mencari solusi dari persoalan ini. Momen iduladha adalah sumber pendapatan utama daripada peternak sapi. Jangan sampai, tegasnya, wabah ini mengakibatkan pendapatan mereka berkurang atau justru merugi. Beberapa solusi yang perlu dilakukan pemerintah misalnya dengan menyalurkan vaksin kepada para petani di berbagai daerah, hingga kemungkinan adanya bantuan kepada para peternak sapi.

    "Tentu dari wabah PMK ini yang paling dirugikan adalah peternak petani sapi. Banyak dari hewan ternak mereka yang mati akibat wabah PMK ini. Untuk itu Partai Gerindra usul agar pemerintah memberikan bantuan agar mereka yang mengalami kerugian tidak terlalu terbebani. Kemudian penyaluran vaksin juga harus disegerakan dan masif, agar upaya pemulihan ekonomi nasional pasca Covid-19 ini tidak terganggu, " tutup Muzani.

    Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Nanang Purus Subendro membeberkan wabah tersebut telah menyebar di 13 provinsi di Indonesia. "Ini memang sebuah malapetaka yang luar biasa bagi peternak sapi Indonesia. Proses penyebarannya begitu dahsyat, begitu cepat, baru dari akhir April sampai awal Mei. Sampai sekarang tanggal 16 dari 2 provinsi sekarang sudah 13 provinsi. Ini sebuah malapetaka di dunia peternakan yang luar biasa, " ujar Nanang. (rdn/sf)

    Ahmad Muzani DPR RI KOMISI II GERINDRA
    Tony Rosyid

    Tony Rosyid

    Artikel Sebelumnya

    Petani Kelapa Sawit Indonesia Terima Kasih...

    Artikel Berikutnya

    Novita Wijayanti Apresiasi Progres Pembangunan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Berkaca dari Singapura, Pelajaran Berharga untuk Indonesia
    Peduli Iingkungan, Panglima TNI Tanam Pohon dan Tebar Benih Ikan di Area Mabes TNI
    Hendri Kampai: Seandainya Para Pejabat Jujur, Indonesia Pasti Makmur
    Calon Tunggal Pilkada, Hendri Kampai: Kegagalan Kaderisasi Partai atau Demokrasi yang Dirusak?

    Ikuti Kami